TEMA : PERILAKU KONSUMEN
BAB 1
LATAR BELAKANG
Makanan merupakan sesuatu yang wajib kita konsumsi. Dalam kehidupan makanan sangat mempunyai peran yang penting bagi kehidupan manusia. Makanan dipasangkan dengan minuman. Yang artinya setiap ada makanan yang disajikan pasti disusul oleh sebuah minuman, baik itu air mineral, maupun yang berwarna. Pada umumnya makanan mempunyai banyak kandungan kesehatan. Salah satunya yakni vitamin. Dimana vitamin merupakan sebuah aset penting yang harus dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Dan makanan pun dikonsumsi oleh seseorang berdasarkan seleranya masing – masing. Jenis makanan tentu sekarang sangat banyak serta citra rasanya yang beragam. Setiap orang pun bingung dalam menentukan makanan apa yang harus mereka konsumsi setiap harinya. Makanan yang dikonsumsi biasanya makanan yang mereka buat sendiri atau menurut kreasi mereka masing – masing dan ada juga makanan yang kita beli langsung bias dikonsumsi karena dalam hal ini makanan tersebut sudah siap saji. Yang artinya dengan membeli makanan siap saji tersebut konsumen langsung segera mengkonsumsinya, karena sebelumnya makanan tersebut sudah dimasak dan diracik oleh bumbu – bumbu yang tentu sangat rahasia.
Zaman sekarang memang sudah canggih, dulu orang – orang sibuk memikirkan menu apa yang akan disajikan setiap harinya. Kadangkala ada yang sudah bosan dengan menu dirumah. Dan hal ini justru membentuk pola perilaku konsumen yakni semakin jenuh dalam menghadapi masalah ekonomi khususnya pada saat mereka memikirkan tentang konsumsi sehari – hari. Dengan cara ini konsumen sangat cepat tanggap tentang adanya makanan siap saji. Padahal apabila dilihat dari segi kesehatan dan kebersihannya. Ada makanan siap saji yang volume kesehatan dan kebersiannya kurang diperhatikan, seperti makanan – makanan yang dijual dipinggir jalan. Beda dengan makanan yang dijual disebuah restoran yang tingkat kebersihan serta kesehatannya masih terjamin.
Dalam hal ini perilaku dari para konsumen dengan membeli makanan siap saji tentunya sangat buruk terhadap ekonomi seseorang, dikarenakan harga yang dikeluarkan ketika membeli makanan siap saji tidak sebanding dengan makanan yang mereka buat sendiri. Selain itu dalam membuat keputusan untuk membeli makanan siap saji harus lah dipertimbangkan terlebih dahulu dari segi kesehatan dan keuangan mereka.
Apabila mereka sudah yakin untuk membelinya dan disisi lain segi keuangan mereka sedang tidak turun boleh saja untuk membeli makanan siap saji tersebut, tapi harus lebih mementingkan kesehatan diri sendiri. Karena kesehatan itu sangat mahal harganya. Sedangkan jika kondisi keuangan sedang tidak baik, ada kalanya konsumen lebih mementingkan untuk masak makanan sendiri. Keuntungan yang dikeluarkan tidak banyak, jika dibandingkan harus membeli makanan siap saji diluar rumah seperti dipedagang kaki lima atau direstoran yang tentunya selalu menyiapkan makanan siap saji.
BAB 2
ISI
Perilaku konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Ada beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh pakar .
Diantaranya menurut Engel (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sementara , Loudon dan Bitta (1988) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006) menjelaskan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan yakni :
a. Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.
b. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.
Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam hal meneliti perilaku konsumen
- 1. Pendekatan Interpretif
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
- 2. Sains Marketing
Pendekatan sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
- 3. Tradisional
Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Tiga pendekatan ini sangat lekat pada perilaku konsumen dalam hal membuat keputusan ketika ingin membeli makanan siap saji.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
Model Perilaku Belanja Konsumen
Untuk dapat memahami perilaku belanja dari konsumen , kotler (2006) mengemukakan bahwa terdapat tiga tahapan yang harus dilalui yakni :
a. Kotak hitam pembeli
b. Respon dari pembeli
c. Aktivitas promosi dan stimulus yang lain
Salah satu contoh kasusnya yakni MENILAI PERILAKU KONSUMEN KETIKA MEMBUAT KEPUTUSAN DALAM HAL MEMBELI MAKANAN SIAP SAJI, dalam kasus ini membahas tentang bagaimana perilaku para konsumen membuat sebuah keputusan ketika mereka membeli makanan siap saji apabila dilihat dari 2 segi yakni segi kesehatan dan keuangan. Disisi lain 2 segi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Salah satunya adalah kesehatan, kesehatan yang harus kita pelihara dan jangan kita abaikan ketika suatu saat kita semakin akrab dengan makanan siap saji. Sebab kesehatan itu sangat mahal harganya. Yang kedua dilihat dari segi keuangan seseorang. Dalam segi keuangan ini konsumen harus lebih berpandai – pandai memutar otak mereka, jangan asal mengambil keputusan ketika hendak membeli makanan siap saji baik itu di pedagang kaki lima maupun direstoran yang tentunya menyediakan makanan siap saji. Mungkin menu yang ditawarkan cukup menggiurkan para konsumen, apabila ingin membeli makanan siap saji hendak lah diperhatikan daftar harganya. Apabila sesuai dengan kondisi keuangan kita saat itu, boleh lah kita putuskan untuk membeli.
BAB 3
KESIMPULAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Untuk meneliti perilaku konsumen jika dilihat dari kasus membuat sebuah keputusan ketika ingin membeli makanan siap saji diperlukan 3 pendekatan utama yakni interpretif, sains marketing, dan tradisional. Faktor – faktor yang mempengaruhinya yakni motivasi, persepsi, pembentukan sikap, integrasi. Setelah itu barulah kita menilai perilaku para konsumen ketika membuat keputusan dalam hal membeli makanan siap saji.
REFERENSI :